Pengertian Dan Masalah Yang Timbul Oleh Inflasi
Selain inflasi dan pertumbuhan output, pengangguran sangat tinggi yang pernah melanda Amerika Serikat pada tahun 1930-an merupakan masalah yang menjadi perhatian utama ilmu ekonomi makro. Perekonomian ideal yang diinginkan oleh banyak negara adalah bila laju inflasi dan pengangguran rendah, sedangkan pertumbuhan output adalah tinggi. Namun, dalam kenyataan yang terjadi adalah tidak seperti yang diinginkan, tetapi saling meniadakan (trade off). Kita ketahui bahwa semua peristiwa makro adalah saling berkaitan dan berhubungan, bila masalah satu diperbaiki maka akan muncul masalah baru lain sebagai efek dan perbaikan tersebut.
Inflasi merupakan salah satu penyakit makro yang selalu menjadi perhatian pengambil kebijakan ekonomi. Mengapa demikian? Karena masalah inflasi sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat. Suatu pemerintahan dapat dikatakan gagal, bila tidak mampu mengatasi masalah inflasi.
Inflasi didefinisikan sebagai kenaikan harga secara keseluruhan yang berlangsung terus-menerus. Sebenarnya inflasi tidak selalu buruk, asalkan masih berada pada tingkat yang aman. Inflasi menjadi bermasalah dan harus segera diatasi bila laju inflasinya tinggi. Karena, inflasi yang tinggi menyebabkan daya beli masyarakat terhadap barang dan jasa menjadi turun. Indonesia pernah mengalami masa suram perekonomian pada saat tahun 1965, dimana terjadi hiper-inflasi. Laju inflasi pada waktu itu sebesar 650%, berarti harga-harga naik lebih dari enam kali lipat dalam kurun waktu satu tahun.
Penyebab inflasi sangat beragam, oleh sebab itu pengambil kebijakan harus tahu persis apa akar permasalahan yang menyebabkan kenaikan pada harga barang dan jasa. Untuk kurun 1990-an, beberapa pengamat menilai dan merumuskan berbagai faktor penyebab inflasi diantaranya adalah devaluasi, kenaikan gaji pegawai negeri, kenaikan harga BBM dan kenaikan harga listrik.
Kenaikan gaji adalah harapan bagi setiap pegawai. Mengapa demikian? Dengan kenaikan gaji diharapkan kesejahteraan pegawai meningkat lebih baik. Namun, efek kenaikan gaji tidak semanis yang diharapkan banyak orang, karena yang akan dilakukan oleh mereka adalah meningkatkan konsumsi. Peningkatan konsumsi terhadap barang dan jasa berarti mendorong inflasi dan misi permintaan, dan yang sudah seringkali terjadi, bahwa kenaikan pendapatan tersebut diiringi oleh kenaikan harga yang terkadang secara presentase lebih besar dari kenaikan pendapatan. Akibatnya kebijakan menaikkan gaji pegawai hanya menaikkan pendapatan secara nominal namun secara ril sebenarnya menjadi lebih miskin, karena termakan oleh inflasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar