Indonesia dorong ASEAN kembangkan industri kreatif
Nusa Dua (ANTARA News) - Indonesia
mendorong anggota negara-negara ASEAN membentuk komunitas ekonomi kreatif
(ASEAN Creative Economy Community) untuk meningkatkan pasar industri keratif di
kawasan ini.
"Industri kreatif di ASEAN berkembang luar biasa sehingga sangat dimungkinkan dijadikan sebagai salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu usai membuka ASEAN Business and Investment Summit (KTT Bisnis dan Investasi) di Bali International Convention Center, Nusa Dua, Bali.
Ia menjelaskan industri kreatif di kawasan ini cukup aktraktif sehingga diperlukan suatu wadah yang dapat menghimpun para kreator atau pengusaha industri kreatif agar lebih fokus dalam mengembangkan usaha dengan sasaran pasar yang lebih jelas.
"Pengembangan industri kreatif menjadi salah satu pembahasan pada KTT Bisnis dan Investasi ASEAN kali ini, dan semua peserta menyetujui usul Indonesia tersebut karena dapat menciptakan nilai tambah industri dalam negeri masing-masing negara," katanya.
Saat ini ujarnya, dari 10 negara ASEAN baru tiga negara yaitu Thailand, Singapura, Malaysia yang telah memiliki program terpadu dalam mengembangkan industri kreatif.
Akan tetapi diutarakan Mari, meskipun Indonesia belum memiliki program terpadu penangangan industri kreatif namun Indonesia sudah mempunyai Kementerian yang menangani industri kreatif.
"Ini (Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif) menjadi nilai tambah Indonesia, karena bakal ada yang menangani industri kreatif secara khusus," ujarnya.
Menurut Mari saat ini perputaran bisnis dalam industri kreatif di Indonesia mencapai sekitar Rp140 triliun per tahun atau setara dengan 8 persen dari total PDB.
Untuk itu tambah Mari pemerintah melalui kementerian yang dipimpinnya sedang menyusun struktur organisasi dengan menetapkan dirjen yang mengurusi industri kreatif termasuk menambah jumlah kategori usahanya.
Saat ini terdapat sebanyak 14 kategori usaha yang masuk dalam industri kreatif dan akan ditingkatkan jumlah seiring munculnya ide-ide usaha yang dapat dijadikan bisnis.
Selain industri kerajinan, fashion, produk berbasis teknologi informasi, produk hasil inovasi, industri digital, Indonesia juga berpotensi mengembangkan sektor kuliner masuk dalam industri kreatif.
Menurutnya peta persaingan industri kreatif di kawasan ASEAN sangat tinggi, di mana masing-masing negara memberikan semacam insentif bagi kreator-kreator muda yang dinilai memiliki daya cipta kuat.
Malaysia misalnya memberikan insetif kepada kreator di bidang industri perfilman, sementara Singapura memberikan kemudahan modal bagi kreator di bidang animasi dan usaha berbasis teknologi informasi.
"Saya kira Indonesia tidak kalah kreatif dibanding negara lain di ASEAN. Bahkan Indonesia bisa disebut negara paling kaya akan kreativitas dalam menciptakan produk-produk bernilai jual tinggi. Kita boleh bangga, namun kuncinya adalah bagaimana agar cepat dikembangkan," tegasnya.
Masalahnya diutarakan Mari permasalahan yang ada di depan mata adalah bagaimana pelaku usaha industri kreatif dapat mengakses permodalan yang lebih luas termasuk memberi pembinaan dalam hal mencari dan memperluas pasar produksi.
Untuk itu sedang merintis pembentukan `Creative Enterpreneur Forum` yang dapat menjembatani kepentingan pemerintah dan para pelaku usaha swasta.
"Industri kreatif di ASEAN berkembang luar biasa sehingga sangat dimungkinkan dijadikan sebagai salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu usai membuka ASEAN Business and Investment Summit (KTT Bisnis dan Investasi) di Bali International Convention Center, Nusa Dua, Bali.
Ia menjelaskan industri kreatif di kawasan ini cukup aktraktif sehingga diperlukan suatu wadah yang dapat menghimpun para kreator atau pengusaha industri kreatif agar lebih fokus dalam mengembangkan usaha dengan sasaran pasar yang lebih jelas.
"Pengembangan industri kreatif menjadi salah satu pembahasan pada KTT Bisnis dan Investasi ASEAN kali ini, dan semua peserta menyetujui usul Indonesia tersebut karena dapat menciptakan nilai tambah industri dalam negeri masing-masing negara," katanya.
Saat ini ujarnya, dari 10 negara ASEAN baru tiga negara yaitu Thailand, Singapura, Malaysia yang telah memiliki program terpadu dalam mengembangkan industri kreatif.
Akan tetapi diutarakan Mari, meskipun Indonesia belum memiliki program terpadu penangangan industri kreatif namun Indonesia sudah mempunyai Kementerian yang menangani industri kreatif.
"Ini (Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif) menjadi nilai tambah Indonesia, karena bakal ada yang menangani industri kreatif secara khusus," ujarnya.
Menurut Mari saat ini perputaran bisnis dalam industri kreatif di Indonesia mencapai sekitar Rp140 triliun per tahun atau setara dengan 8 persen dari total PDB.
Untuk itu tambah Mari pemerintah melalui kementerian yang dipimpinnya sedang menyusun struktur organisasi dengan menetapkan dirjen yang mengurusi industri kreatif termasuk menambah jumlah kategori usahanya.
Saat ini terdapat sebanyak 14 kategori usaha yang masuk dalam industri kreatif dan akan ditingkatkan jumlah seiring munculnya ide-ide usaha yang dapat dijadikan bisnis.
Selain industri kerajinan, fashion, produk berbasis teknologi informasi, produk hasil inovasi, industri digital, Indonesia juga berpotensi mengembangkan sektor kuliner masuk dalam industri kreatif.
Menurutnya peta persaingan industri kreatif di kawasan ASEAN sangat tinggi, di mana masing-masing negara memberikan semacam insentif bagi kreator-kreator muda yang dinilai memiliki daya cipta kuat.
Malaysia misalnya memberikan insetif kepada kreator di bidang industri perfilman, sementara Singapura memberikan kemudahan modal bagi kreator di bidang animasi dan usaha berbasis teknologi informasi.
"Saya kira Indonesia tidak kalah kreatif dibanding negara lain di ASEAN. Bahkan Indonesia bisa disebut negara paling kaya akan kreativitas dalam menciptakan produk-produk bernilai jual tinggi. Kita boleh bangga, namun kuncinya adalah bagaimana agar cepat dikembangkan," tegasnya.
Masalahnya diutarakan Mari permasalahan yang ada di depan mata adalah bagaimana pelaku usaha industri kreatif dapat mengakses permodalan yang lebih luas termasuk memberi pembinaan dalam hal mencari dan memperluas pasar produksi.
Untuk itu sedang merintis pembentukan `Creative Enterpreneur Forum` yang dapat menjembatani kepentingan pemerintah dan para pelaku usaha swasta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar