Sabtu, 24 Desember 2011

Manfaat Surat Obligasi Berindeks Inflasi


Manfaat Surat Obligasi Berindeks Inflasi


Kebanyakan obligasi ini diterbitkan oleh pemerintah dan menurut kantor berita Reuters, penerbit terbesar adalah Inggris diikuti Israel, Swedia, AS, Kanada dan Australia. Tetapi banyak perusahaan juga menerbitkan obligasi terkait indeks, khususnya perusahaan yang bergerak dalam bidang komoditi, utiliti dan pengecer barang lain yang harganya dipengaruhi oleh laju inflasi. Mereka menggunakan obligasi indeksasi karena mereka merasa bahwa penghasilan mereka akan naik atau turun jika laju inflasi naik atau turun.
Di sisi lain, obligasi berindeks inflasi juga memberi penerbit perlindungan daririsiko inflasi. Dengan menerbitkan obligasi berindeks inflasi, penerbit dapat menurunkan biaya bunga atas obligasi yang diterbitkannya karena obligasi ini menghilangkan premi risiko yang sering menjadi bagian dari yield dalam obligasi yang ditebus dengan nilai nominal. Yang dimaksud sebagai premi risiko di sini adalah selisih antara bunga nominal dalam obligasi biasa dikurangi laju inflasi. Lebih jelasnya begini. Besaran yield dari obligasi yang ditebus pada nilai nominal pada umumnya adalah penjumlahan dari 3 komponen, yaitu real yield, perkiraan laju inflasi sepanjang tenor obligasi dan premi risiko inflasi. Karena obligasi berindeks inflasi bebas dari risiko inflasi, maka yieldnya tidak mengandung premi risiko inflasi. Artinya, kalau laju inflasi aktual sama dengan perkiraan inflasi, maka biaya obligasi berindeks inflasiakan lebih kecil dari pada biaya obligasi biasa yang mengandung unsur premi risiko inflasi.
Bagi pemodal, manfaat utama obligasi berindeks inflasi adalah karena obligasi tersebut memberi pemodal aset jangka panjang dengan yield riil tetap yang bebas dari risiko inflasi. lni berbeda dengan pemodal di obligasi biasa yang secara historic terpapari pada risiko inflasi. Pemodal dalam obligasi berindeks inflasi termasuk orang yang menghindari risiko inflasi. Mereka ini bersedia menerima tingkat hasil yang relatif rendah di obligasi indeksasi dari pada pemodal rata-rata. Oleh pemodal, instrumen berindeks inflasi juga digunakan untuk transaksi lindung nilai (hedging). Pemodal obligasi tipe ini mencakup dana pensiun, perusahaan manajemen investasi dan individu yang mencoba melindungi daya beli uangnya di kemudian hari. Banyak perusahaan juga berinvestasi di obligasi indeksasi untuk menjamin bahwa biaya operasi jangka panjang tidak terganggu karena adanya inflasi. Jenis surat utang baru ini dirancang untuk semua kategori pemodal yang menginginkan jaminan hasil riil.
Permintaan akan efek seperti ini tumbuh pesat di Eropa, seperti ditunjukkan dalam dana pensiun di Inggris. Mereka menginvestasikan sekitar 22% dari rata-rata portofolionya di portofolio pada tahun 2002. Dari alokasi ke obligasi ini bagian terbesarnya adalah di index-linked bond, yang secara keseluruhan mewakili 8% dari total portofolio. Diperkirakan, pangsa index-linked bond dalam portofolio dana pensiun terus meningkat. Semula, ekuiti digunakan sebagai instrumen utama bagi para pengelola dana pensiun untuk melindungi aset mereka dari inflasi. Akan tetapi, kemerosotan pasar ekuiti dan kemudian berbagai skandal korporat dunia telah mengguncang keyakinan pemodal ekuiti, termasuk para pengelola. Sebagai gantinya mereka kemudian mulai memindahkan sebagian dana mereka ke efek pendapatan tetap. Guna melindungi diri dari laju inflasi, mereka memilih obligasi indeksasi, khususnya yang beracuan laju inflasi. Selain itu, obligasi ini juga menjadi sarana diversifikasi.
Manfaat obligasi indeksasi lebih terasa untuk investasi panjang karena risiko inflasi dalam jumlah signifikan pada umumnya terjadi dalam jangka panjang. Selain itu, perubahan laju inflasi mempunyai dampak lebih kecil pada nilai obligasi jangka pendek dari pada obligasi jangka panjang. Oleh karena itu, baik penerbit dan pemodal lebih tertarik pada obligasi indeksasi yang memiliki tenor panjang dari pada obligasi indeksasi bertenor lebih pendek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar